XO-IX live perform at bandung esia 29 oktober 2011

20.02 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 8

20.01 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 7

20.00 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 6

19.59 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 5

19.59 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 4

19.55 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 3

19.54 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 2

19.53 Edit This 0 Comments »

FTV XO-IX Baby Baby Cukuplah Sudah part 1

19.53 Edit This 0 Comments »

XO-IX Cukuplah Sudah at Harmoni SCTV

19.51 Edit This 0 Comments »

XO-IX - MASH UP at Jakarta Music Festival ''Ancol'' {11-12-11}

19.49 Edit This 0 Comments »

LMFAO - Party Rock Anthem ft. Lauren Bennett, GoonRock

19.48 Edit This 0 Comments »

THE HITS - SuperGirlies.flv

19.42 Edit This 0 Comments »

Cerita Aku

03.05 Edit This 0 Comments »
Hari ini gak tau kenapa , dari pulang sekolah aku ngerasa sedih banget. Gak peduli orang mau bilang aku alay , tapi yang jelas satu kata yang tepat buat aku sekarang ini adalah GALAU...!!!!! Aslinya bener2 galau da aku.
Mungkin semua itu karena semua kejadian di sekolah tadi , gini ceritanya....
Hari ini aku ada ujian praktek olahraga ., Diawali dengan kemalesan aku dipagi hari, karena emang aku gak suka pelajaran olahraga. Udah deh walau dengan males2an aku ikut pemanasan olahraga yang diikuti semua kelas X yang ada di SMA aku. Walau rada2 deg-degan karena takut di tes yang macem2, tapi semua rasa itu lama2 ilang, aku malah pemanasan sambil bercanda sama temen-temen aku. keketawaan terus jadinyaaa....
Karena buat di te harus ngantri, dan kelas aku kelas X.10 kelas terakhir aku harus nunggu giliran belakangan buat di tes. Sambil duduk2 di pinggir lapang aku sama temen2 tetep bercanda. Eh ditengah bercanda aku lit cowok yang aku suka. Yaaaaa ampun hati aku cenat-cenut lagi....
Orang yang lagi jatuh cinta pasti seneng kaloorang yang kita taksir ada di deket kita, tapi buat aku iti gak berlaku, malah aku sedih karena buat apa dia ada di deket aku tapi dia gak bisa aku miliki. Buat apa coba??? . Dari ujian olahraga tadi aku sadar kalo aku suka sama dia kira2 udah 2 tahun. Bener-bener deh... aku gak pernah suka sama orang sampai kaya gini... aku bertahan , dan tetep mau suka sama dia walupun dia gak pernah tau kalau aku suka sama dia.
Aku temen les dia. Sekelas lagi. Aku liat dia orangnya lucu, baik, nah dari situ aku suka banget sama dia. Dia selalu bisa buat aku ketawa. Dia seneng aku seneng, dia sedih aku sedih, dia sakit aku juga ikut ngerasain sakitnya, malah aku juga ikut sakit beneran. Kita tuh udah kompak banget, walau bukan sebagai pacar. Karena di tempat les, ketemunya sama dia lagi dan dia lagi.Tapi sayangnya ditengah semester dia punya pacar .... Sedih banget rasanya tau dia udah punya pacar... Setiap les aku selalu berusaha buat nutupin semua rasa sedih aku . Karena kalo aku nunjukin semuanya pasti dia tau kalau ada yang beda dari aku.
Gak kerasa udah hampir setahun, kita bersama, UN semakin dekat, dan artinya aku bakal pisah sama dia. aku nyangka kita pasti pisah karena dia pinter, sedangkan aku biasa aja. Dan kita pasti masuk SMA yang beda. Ahhhhh biarin aja... Malah bagus, aku bisa lebih cepet lupain dia...
Akhirnya UN selesai kita libur panjang, udah gak pernah les lagi, terakhir aku tau di FB kalo dia putus sama pacarnya.... Gak bisa dipungkiri aku seneng saat itu... Ahhhh udahlahhh gak penting.....
Sampai akhirnya aku lulus SMP lalu aku daftar disekolah yang aku inginkan. Ehhhhhh gataunyaaaa pas aku liat di internet, dia juga diterima di sekolah yang sama sama aku. Aku gak tau harus gimana,,, perasaanku campur aduk antara sedih dan seneng.
Haaaahhhhh bener aja ... Waktu hari pertama MOS aku ketemu dia. Yaaaa Ampun , aku deg2an asli ... KIta sesekolah?????? .
Waktu ngumpulin biodata kita ketemu dan bertatap muka , tapi dia membalasku hanya dengan senyuman, gak lebih. Dia yang dulu sangat rame, asik, nyambung sama aku perlakuannya berubah 180 derajat sama aku setelah masuk SMA yang sama. Pernah sekali kita ketemu di WC. , saat aku sedangmengantar temanku. Karena WC cowok dan cewek deketan aku gak sengakja denger diaa ngomong bahasa sunda yang kasar, refleks aku mengingatkan dia untuk tidak berkata itu dengan menyebut namanya,, dia hanya melihat kearahku dan berkata iyaaa, iyaaa. Jelas aku tidak suka jika dia seperti itu karena dia anak yang baik. dia kaya gitu cuma karena ikut2an sama temen2nya. Dan itu percakapan kita yang terakhir. Setelah itu kita gak pernah bicara sedikitpun . Kita sama aja kaya orang yang belum kenal sebelumnya. Kita seperti orang yang asing dimataku tapi tidak dihatiku. Dia yang dulu tak kulihat lagi. Jika tau begini aku lebih memilih untuk tidak sesekolah dengan dia, daripada sesekolah dengannya tapi hatiku tersiksa.
Aku berusaha melewati semua initetap dengan ceria, karena cobaain ini bener2 mengujiku.Kelasnya tidak jauh dari kelasku. Benar2 hampir setiap hari aku ketemu sama dia. Kita sering bertemu dan bertatapan tapi tak ada satu patah katapun yang terucapa dari mulutku datau mulutnya. Benar2 bikin aku selalu bertanya2 , kapan semua ini akan berakhir, aku cinta dia, aku sayang dia, aku ingin tetap menjadikan dia satu-satunya dihatiku. kata orang cinta itu butuh pengorbanan, pengorbananku sudah cukup besar, aku sudah melalui semua cobaaan cinta, aku berusaha untuk melewati semuanya karena aku sayang dia. Aku benar2 sayang dia. Saking sayangnya samapai 2 tahun ini aku tak pernah mencintai siapapaun selain dia. Tapi apalahgunanya semua pengorbananku , jika dia tidak tau kalau aku suka sama dia... Semuanya percuma... aku perempuan... dan gak mungkin nembak dia dulua... gak akan mungkin... Yaaaa ampunnnn,,,, Capekkkkkkkkkkkkkk aku dengan semua ini... Aku harus gimana?????? KIni kuputuskan untuk menyerah dari cinta ini. Cinta yang mengikatku terus-menerus... Aku tidak mau tersiksa.... Aku tidak mau menyiksa diriku sendiri dengan mencintai seseorang yang tak cinta padaku..... Aku putuskan untuk menyerah dan ku akan berusaha untuk, melupakanmu....
Aku tau itu sulit dan sudah berulang kali aku mencobanya tapi tetap saja gagal, aku terlalu nmencintaimu. Kini keputusanku sudah bulat, dan aku akan berusaha untuk melupakanmu... aku hanya berdoa pada Allah SWT jika kita berjodoh, dekatkanlah kita, jika tidak , jauhkanlah kita seeeeeeejauh2nya....

I LOVE U...

Semua ini aku tulis cuma buat ngelegain hati aku yang lagi amburadul... Hahahahhaha.... Sekarang aku bisa ketawa sepuas2nya... karena aku udah legaaa.... Ku lega karena udah curhat disini... Thankyou yaaaa.. My Blog.. I LOve U...

Buat nyari cerita-cerita rakyat dalam bahasa Inggris

02.56 Edit This 0 Comments »
http://ceritarakyat.50webs.com/

http://ceritarakyat.50webs.com/Cerita%20rakyat_Indonesian%20folklore_West%20Kalimantan_The%20Origin%20of%20Landak%20River.htm

Green, I LOve You...

19.02 Edit This 0 Comments »
Tibalah saatnya , pada saat yang sangat aku tunggu. Saat dimana aku akan bertemu teman-teman se-Band ku yang lain, yang berasal dari berbagai sekolah di Bandung yang telah lulus audisi untuk mengikuti lomba Band di Jakarta. Sungguh suatu keberuntungan bagiku, dari sekian banyak yang mengikuti audisi, aku terpilih sebagai vokalis. Dan yang tak kalah membuatku beruntung, sahabatku Randy juga terpilih sebagai Basist.
Akhirnya aku berkenalan dengan tiga orang lainnya yaitu Fikri (drum), Mona (Keyboard), dan Danu (Gitar). Di pertemuanku dengan mereka yang pertama, aku memiliki perasaan yang berbeda terhadap Danu, entah mengapa jantungku berdegup kencang saat kami berkenalan, aku menyebutkan namaku, dan dia menyebutkan namanya. Lalu kami bersalaman sebagai tanda perkenalan. “Ya Tuhan , mungkinkah aku jatuh cinta ?”. Jatuh cinta pada orang yang baru saja aku kenal. Entahlah, mungkin hanya waktu yang dapat menjawab semuanya.
Setelah berunding cukup lama, akhirnya kita menemukan nama yang pas untuk dijadikan nama Band kita. D’Sonne Band, kata yang berasal dari bahasa Jerman yang berarti Matahari.
Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagiku, karena bisa latihan Band bersama orang-orang yang baik-baik, seru, dan nyambung. Hal ini membuat aku nyaman berlama-lama di studio ini. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 17.30, saatnya untuk mengakhiri latihan ini dan melanjutkannya besok sepulang sekolah.
Seperti biasa, Randy selalu setia menemaniku menunggu dijemput oleh Kak Farhan, kakakku.
Saat aku sedang bercanda dengan Randy, tiba-tiba terlihat Danu dengan motornya berjalan ke arah kami, kemudian berhenti tepat di depanku. Jantungku kembali berdegup kencang tak menentu. “ Hai Far, Ran, belum pulang?”.
“Iya nih, lagi nunggu Fara di jemput kakaknya”, jawab Randy.
“Oh, kalau gitu, aku duluan ya...”, ucap Danu dan langsung melesat cepat dengan motornya.
Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri melihat motor Danu yang menghilang di persimpangan jalan.
“ Kamu kenapa Far, senyum-senyum sendiri gitu, kaya orang gila tau..” Kata Randy dengan sedikit meledekku. Aku yang tidak terima menjawab. “ Enak aja , emmm gimana ya....??”
Tiba-tiba terdengar klakson mobil di depanku. “Aku udah di jemput Green, besok saja di sekolah aku lanjutin ceritanya..”.
“Yaaahhh..., ya udah, sampai ketemu di sekolah besok ya Far...” balas Randy.
Aku sudah terbiasa memanggil Randy dengan sebutan Green, Kenapa? Karena dia terlalu cinta dengan warna hijau, hampir semua benda-benda yang dimilikinya berwarna hijau. Pernah suatu hari aku iseng bertanya kepadanya, “ Kamu kan suka warna hijau, hampir semua benda-benda milikmu berwarna hijau, kenapa nggak sekalian saja kamu warnai rambut kamu sama cat hijau, kan keren kalo gitu.., he..he!”
Dan dengan entengnya Randy menjawab gini, “Maunya sih gitu, tapi kan di sekolah ini aturannya rambut gak boleh diwarnai”.
Mendengar jawaban dari dia aku langsung tertawa terbahak-bahak, heran..., aneh aja, ada orang seperti dia.
Besoknya aku bangun tidur tepat waktu, gak seperti biasanya harus diteriaki mama dulu, baru bangun.
Hari ini aku semangat banget pergi ke sekolah, aku ingin cepat-cepat pulang sekolah, latihan bareng teman-teman dan yang paling penting adalah... ketemu Danu.
“Far, kamu kenapa sih, kok senyum-senyum sendiri gitu? “, tanya mama. “ Ehmm, pasti ada kecengan baru ya, di tempat Band kemarin , hahaha...”, sambung kak Farhan .
“Iihh... kakak sok tau banget sih, enggak, aku cuma seneng aja dapat teman-teman yang baik-baik. Udah ah kak, berangkat sekarang yu...”, ajakku.
Setelah berpamitan pada mama dan papa, aku dan Kak Farhan berangkat.
Akhirnya sampai juga di sekolah tanpa terjebak macet, tidak seperti biasanya aku selalu datang tepat sesaat sebelum lonceng tanda masuk berbunyi, akibat telat bangun, he...he!
Aku berjalan menuju kelasku yang berada di lantai dua, dengan senyum menghiasi wajahku, tak seperti biasanya, hari ini tak ada rasa malas atau takut, karena belum mengerjakan PR, sebab semua PR sudah aku kerjakan, dan ini adalah buah pertemuanku dengan Danu kemarin, yang mampu memompa semangat belajarku.
Sampai dikelas, aku melihat Green sudah duduk di bangkuku, ya tepatnya bangku kami berdua. Sejak kelas 2 SMP kami telah bersahabat dan selalu sekelas, maka dari itu kami selalu duduk sebangku. Aku sudah sangat dekat dengan Green, sampai-sampai teman-teman menyebut kami sebagai soulmate, Fara tanpa Randy , terasa ada yang kurang, begitu pula sebaliknya.
“Hai, Far, tumben jam segini udah dateng? “, sapa Randy heran. “Hahaha..., iya dong, aku kan anak rajin ! Jawabku kemudian. “Hemm, iya deh rajin. Oh iya kamu belum cerita tentang yang kemarin...” tagih Randy.
“Oh, yang kemarin itu, yakin mau denger cerita dari aku ?” Randy hanya manggut-manggut mendengar pertanyaanku.
Aku menceritakan padanya bahwa aku tertarik pada Danu, sejak pandangan pertama, aku menceritakan semuanya, tentang Danu yang aku rasa baik, ramah, yang main gitarnya keren banget. Tanpa sadar aku terus bercerita tentang perasaanku terhadap Danu, dengan diiringi senyum kebahagiaan yang tak pernah pergi dari bibirku.
“Menurut kamu, Danu itu gimana orangnya sih ? “ tanyaku pada Randy.
”Biasa aja! “ jawab Randy dengan nada yang tidak enak.
“Green, kok kamu jawabnya gitu sih, kan aku nanyanya serius?”.
“Aku gak tau Far, aku cuma mau nyaranin sama kamu, jangan terlalu mudah untuk suka sama orang yang baru kita kenal”, ucap Randy masih dengan nada yang tidak enak.
Seharian ini, aku ngerasa Green beda, gak kaya biasanya dia lebih banyak diam.
Akhirnya bel sekolah pun berbunyi, aku yang tak sabar untuk segera sampai di studio tempat kita latihan, aku menarik tangan Green dan menatap matanya, Green tersenyum dan mengacak-acak rambutku , kebiasannnya yang kadang membuatku sebal. Aku kira dia marah padaku, gara-gara aku bercerita tentang Danu tadi pagi, ternyata tidak. Syukurlah, aku merasa lega.
Sesampainya di Studio, kita langsung memulai latihan karena semua personil sudah lengkap, termasuk Kak Yuni pelatih Band kita , yang aku rasa sangat multitalenta, karena bisa memainkan hampir semua alat musik, dan juga mahir bernyanyi.
Di sela-sela latihan kami semua yang memang baru kenal dua hari, bercanda-canda dan terasa semakin dekat. Begitupun dengan Danu, aku semakin tertarik padanya, karena dia orang yang sangat menyenangkan, diapun memujiku dengan mengatakan bahwa suaraku bagus.
Aduh..., aku jadi sangat tersanjung ! Rasanya seperti melayang-layang di atas awan, dan tak ingin turun lagi ke bumi saking bahagianya”.
Tak terasa sudah tiga minggu aku dan D’Sonne bersama, kebersamaan kita semakin hari semakin menyenangkan, frekuensi pertemuan kita yang semakin banyak membuat kita semakin dekat satu sama lain, kita sudah seperti saudara saja. Mona dan Fikri telah memperkenalkan kekasihnya pada kita semua.
Sedangkan Green..., aku tahu sendiri bahwa dia belum mempunyai pacar, sementara Danu, tidak sekalipun ia mengenalkan kekasihnya pada kita semua, dan tidak sekalipun dia berkata bahwa dia telah memiliki kekasih. Itu semua membuatku semakin berharap, suatu hari nanti aku bisa memiliki hatinya.
Tapi hari ini, semua harapanku untuk bisa memiliki hatinya dan menjadi kekasihnya musnah sudah.
Danu membawa kekasihnnya ke tempat latihan. Namanya Dian, dia adalah murid dari salah satu SMA favorit di Bandung. Dia cantik, kulitnya putih, rambutnya panjang lurus teurai...PERFECT !! Jika semua lelaki melihatnya pasti terpesona.
Aku begitu terpukul dengan semua ini, Sekuat tenaga aku menahan air mataku agar tidak menetes. Mungkin air mataku tidak jadi menetes karena kerja kerasku untuk menahannya, tetapi hatiku tidak bisa dibohongi, sakit bukan kepalang ! Aku tidak terima jika Danu mengumbar kemesraan dengan kekasihnya di depanku dan kita semua ! Konsentrasiku buyar, pikiranku kacau, hal ini membuatku lupa akan lirik-lirik lagu yang sedang aku nyanyikan.
Sampai akhirnya terdengar suara lantang Danu, “Nyanyinya yang bener dong, katanya vocalis terbaik tapi lagu aja gak hafal !“.
Kata-kata Danu tadi membuat hatiku sakit bukan main, aku tak kuat menahan semua ini. Kusambar tasku dan berlari keluar sambil menangis, Randy mengejarku sambil setengah berteriak, “Far, aku kan udah bilang sama kamu, jangan mudah suka sama orang yang baru kita kenal”.
“Tapi, kita kan udah kenal lama, udah hampir sebulan Green , bukan waktu yang singkat buat aku suka sama dia. Dan dia gak pernah bilang kalau dia udah punya pacar, kalo kaya gini ceritanya, apa salah kalau aku suka sama dia? “, teriakku tak mau kalah.
“Gak Far, kamu gak salah, aku ngerti kok perasaan kamu, sekarang aku antar kamu pulang yaa...” ucap Green lembut. Entah mengapa kata-kata singkatnya tadi cukup bisa menenangkan hatiku.
Aku pulang , masih dengan hati yang sakit. sepanjang perjalanan aku hanya bisa terdiam memikirkan kejadian buruk ini.
Baru saja aku menginjakkan kaki di ruang tamu, sudah dihadiahi pertanyaan bertubi-tubi dari mama yang sebenarnya malas sekali untuk aku jawab.
“Far, kok sudah pulang? Kamu pulang dengan siapa, kok muka kamu kusut seperti itu?”.
Dengan malas aku menjawab. “Aku pulang sama Green, Ma. Aku gak enak badan jadi minta izin pulang duluan”.
Aku segera berlari ke kamar, dan tanpa bisa kutahan air mataku kembali jatuh.
Suara langkah mama menuju kamarku semakin terdengar, dan karena aku tak ingin mama tahu masalahku ini,aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut.
Mama masuk ke kamar, dan mengusap-usap kepalaku, “Far, kamu sakit?” , aku membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhku “Gak kok Ma, aku gakpapa, ma tolong telfonin kak Farhan ya, bilang kalau gak usah jemput aku.” “Iya, nanti mama telfonin, kamu istirahat saja dulu sekarang.”
Semalaman aku tak bisa tidur, mimpi buruk yang terjadi tadi sore masih saja menari-nari di benakku. Dan keesokan harinya aku bangun terlambat, entah kenapa kepalaku terasa pusing, mungkin karena kurang tidur semalam. Mama menyarankanku untuk tidak masuk sekolah hari ini, tapi aku tetap ingin sekolah.
Hari ini aku sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi, sama seperti tiga minggu lalu saat aku belum mengenal Danu. Jujur saat ini , semangatku yang dulu, sudah tidak ada lagi, jangankan untuk bertemu Danu, untuk latihan lagi saja aku malas, sangat malas bahkan.
Waktu istirahat telah tiba, Green mengajakku untuk pergi ke kantin, tapi aku menolaknya. Percuma saja pergi ke kantin jika nafsu makanku tidak ada sedikitpun.
“Orang yang gak punya hati kaya Danu gak pantes kamu tangisin Far!“
“Tapi Green, jujur aku tuh sayang sama Danu, aku tuh gak pernah suka sama orang sampai kaya gini. Dan aku bener-bener gak nyangka kenapa kemarin Danu, ngomong kaya gitu sama aku dengan kasar.” Green, mengusap-usap kepalaku.
“Bodoh banget ya aku, kenapa coba aku bisa suka sama Danu. Mimpi banget ya aku pingin jadi pacarnya, aku kan beda jauh banget dari Dian, kulit aku gak putih, rambut aku juga gak panjang, hhmmm aku tuh bener-bener gak ada apa-apanya dibanding Dian.”
“Hey, Far kata siapa kamu gak ada apa-apanya dibandingkan Dian, menurut aku kamu jauh lebih baik daripada Dian, mungkin kamu kelihatan lebih cuek dalam hal penampilan , tapi menurut aku lebih baik gini , lebih keliatan apa adanya dan gak dibuat-buat. Kamu juga punya kelebihan yang harus kamu syukuri, yaitu punya suara yang bagus, kamu bisa ngalahin banyak orang buat jadi vocalis D’Sonne. Mungkin kamu gak punya kulit putih dan gak berambut panjang kayak Dian, tapi satu hal yang gak pernah kamu sadar , kamu tuh sebenernya cantik Far, apalagi kalau kamu lagi tersenyum, kamu kelihatan manis, makanya sekarang kamu senyum dong, aku pingin liat kamu senyum.”
Sama seperti kemarin, kata-kata Green membuat aku tenang. Walau dengan hati yang masih sakit, Aku tersenyum untuk Green, sahabat yang selalu ada untukku disaat suka dan duka.
“Gitu dong, kan kalau senyum kamu keliatan cantik Far..!
Tiba-tiba bel masuk mengagetkanku dan Green. Kami segera masuk ke kelas.
Sepulang sekolah, Green menarikku dan mengajakku ke taman sekolah tanpa berkata-kata. Aku heran bukan kepalang mengapa ia mengajakku kesini, bukannya sekarang waktunya kita untuk segera menuju studio? tanyaku dalam hati .
“Green, bukannya kita harus ke studio sekarang, kalau kita terlambat, nanti ada yang marah.’’
“Siapa?, Danu? , Gak akan ada yang marahin kita Far, Kak Yuni sekalipun. Udahlah Far, gak usah mikirin tentang latihan dulu, sekarang waktunya kamu untuk nenangin pikiran kamu, gak usah mikirin apa-apa dulu.”
Selama kurang lebih setengah jam Green benar-benar melakukan apa yang ia katakan tadi, membiarkanku tenang tanpa memikirkan apapun juga. Dan tak ada satu patah katapun yang terucap dari bibirnya. Hal ini membuat aku sadar bahwa Green adalah seorang sahabat yang tulus.
“Far..” Tiba-tiba terdengar suara Green memecah keheningan yang ada.
Aku menengok kearah Green. Kemudian Green menatapku, tak pernah aku merasakan tatapan Green sedalam ini.
“ Aku sayang kamu Far, kamu mau jadi pacar aku ?” Mendengar kata-kata itu aku kaget bukan main, apa mungkin sahabatku sendiri menyukaiku.
“Kamu serius Green ? “
“Iya Far, aku bener-bener sayang sama kamu. Kamu tau, saat kamu cerita , bahwa kamu suka sama Danu , aku cemburu Far. Saat kamu diam-diam melirik Danu waktu latihan, hati aku juga sakit Far, dan kamu tau saat kejadian kemarin , jujur aku seneng, akhirnya semua ini berakhir, aku gak mau kamu ngerasa digantungin sama Danu, aku cuma ingin sebuah kepastian. Dan ini saatnya aku buktiin sama kamu kalau aku sayang kamu. “
“Far, kamu mau jadi pacar aku?”
“Aku gak tau Green, aku gak tau apa yang harus aku jawab dari pertanyaan kamu tadi, ..”
“Jadi..?”
“Kasih aku waktu ya, untuk berfikir, apa kata yang tepat untuk ngejawab pertanyaan kamu, aku butuh waktu”
“Iya Far, aku ngerti kok, aku bakal nunggu kamu Far sampai kapanpun juga”
“Makasih ya Green..”
Akhirnya setelah lumayan lama terjebak dalam kekagetan dan kebingungan, Green mengantarkanku pulang dengan motornya. Hari ini aku dan Green gak latihan, tanpa kabar pula. Ya sudahlah, mungkin benar kata Green , ini saatnya menenangkan hati sejenak tenang.
Malamnya, mimpi burukku kemarin sudah mulai terlupakan, karena aku terlalu bingung untuk menerima cinta Green atau tidak, tapi sampai sekarang aku belum juga mendapatkan jawabannya.
Keesokan harinya kita berdua latihan seperti biasa. Aku merasakan suasana yang benar-benar beku sewaktu latihan. D’Sonne tidak sekompak dulu lagi. Green dan Danu sama sekali tidak bertegur sapa, mereka seperti orang asing yang baru mengenal satu sama lain tetapi sudah saling membenci. Tak jarang mereka terlibat cekcok, hanya karena masalah sepele, seperti meributkan masalah aransemen lagu atau Green marah karena akhir-akhir ini Danu lebih sering membawa pacarnya itu ke tempat latihan, dan bukannya fokus latihan karena lomba tinggal dua minggu lagi, Danu malah lebih sering asik berpacaran dengan Dian. Kalau salah satu dari kita sudah terlibat cekcok, pasti mood kita untuk bermain bagus hilang seketika, untungnya Kak Yuni pelatih kita orang yang baik dan sabar sekali dalam menghadapi kita.
Aku tidak pernah menyalahkan Green, karena akhir-akhir ini ia sangat mudah sekali terpancing emosinya hanya karena hal-hal sepele, dan apapun yang berhubungan dengan Danu. Aku tahu itu semua dia lakukan karena ia tidak terima dengan cara Danu yang memanas-manasiku dengan selalu membawa pacarnya saat latihan, dan yang jelas Green sama sekali tak ingin aku terluka sedikitpun.
Tak terasa hari berganti begitu cepat, tak terasa pula tinggal seminggu lagi menuju lomba. Persiapan D’Sonnepun sudah sangat matang, dan kita telah siap untuk menampilkan yang terbaik di Jakarta nanti agar keluar sebagai pemenang. Aku belum juga menjawab cinta Green, jujur aku belum mendapatkan jawaban yang tepat, Aku tak ingin menjadikan Green sebagai pelampiasan cintaku semata. Aku hanya ingin jawaban yang aku berikan nantinya tidak membuat salah satu dari kita tersakiti atau tidak nyaman.
Sepulang sekolah , saat perjalanan menuju studio, kembali Green menanyakan jawaban dariku. Sama seperti kemarin- kemarin aku belum mempunyai jawaban. Tiba-tiba aku merasa kasihan pada Green, masa aku tega membiarkan dia menunggu jawaban dariku selama ini.
“Aku akan kasih jawabannya besok, tepat dihari ulang tahunku, gimana?” Aku memberanikan diri untuk berkata itu.
“Ok, aku terima apapun keputusan kamu besok. Aku yakin apapun keputusan kamu itu adalah yang terbaik untuk aku dan kamu.” Jawab Green yakin.
Akhirnya aku sampai di studio. Setelah masuk ke dalam, semua personil dan Kak Yuni terlihat santai. Kak Yuni sengaja membiarkan kita beristirahat sejenak, agar tidak capek saat tampil nanti. “Walaupun D’Sonne sudah gak sekompak kemarin lagi, dan kalian sedang ada masalah satu sama lain, kita harus menampilkan yang terbaik, orang lain gak perlu tau masalah kita.” Ucap Kak Yuni untuk menguatkan kita semua.
“Maafin aku ya Dan...” tiba-tiba terucap kata maaf Green pada Danu.
“Iya, maafin aku juga ya Ran, aku udah salah sama kamu, terutama sama Fara.”
“Far, maafin aku ya...” ucap Danu padaku. Aku tak bisa berkata apa-apa saat Danu mengatakan itu padaku. Aku hanya bisa mengangguk.
Akhirnya masalah ini telah terselesaikan, suasana yang tadinya membeku mencair kembali, dan kita kembali bercanda seperti dulu.
Sepulang latihan, saat menunggu dijemput oleh Kak Farhan Green tiba-tiba menggenggam tanganku dan berkata “Far, aku tunggu jawabanmu ya...” dengan diiringi senyum menyungging di bibirnya dan aku membalasnya dengan senyum pula.
Setelah kurang lebih seminggu aku bingung dengan jawaban apa yang harus aku berikan pada Green , akhirnya aku mendapatkan jawabannya. Jawaban yang menurutku terbaik bagi aku dan Green. Ya, aku akan menerima cintanya, besok tepat di hari ulang tahunku. Ketulusan cintanya dan pengorbanannya membuat aku yakin bahwa ia adalah yang terbaik untuk, bukan Danu.
Semalaman aku tak bisa tidur karena tak sabar untuk memberikan jawaban yang sekian lama Green tunggu dan harapkan.
Baru saja aku tertidur, tiba-tiba aku dibangunkan dengan suara handphoneku yang berbunyi. Kulihat layar handphoneku, tertera nama Green disana. Green menelfonku.
“Happy Birthday ya Far, semoga apa yang kamu inginkan bisa tercapai.”
“Iya, thanks banget ya Green, amien.”
“Far, aku tunggu ya jawaban kamu disekolah.” “Iya Green, tenang aja aku udah punya jawabannya kok.” “Ok, kalo gitu, pagi ini aku tunggu kamu di depan sekolah ya, pas di depan gerbang, kamu dateng pasti aku udah ada disana.”
“Iya, siap bossss , hahaha, aku tidur dulu ya, ngantuk nih tadi baru saja tidur soalnya.”
“Ya udah , kamu tidur dulu gih, biar gak telat bangun, cepet-cepet ke sekolahnya , biar cepet juga ngasih jawaban ke aku.”
Green memang luar biasa, disaat semua keluargaku masih tertidur pulas, dia bela-belain bangun, Cuma buat ngucapin selamat ulang tahun padaku. Semua ini membuat aku yakin dengan jawaabanku besok.
Besoknya aku bangun jauh lebih pagi dari sebelumnya. Aku tak sabar untuk memberi jawaban pada Green. Saat sarapan seluruh keluargaku mengucapkan selamat ulang tahun padaku dan memberikan kado padaku. Aku senang sekali, hari ini aku genap berusia 16 tahun dan sebentar lagi aku akan mempunyai kekasih yang benar-benar mencintaiku. Sempurnalah hidupku.
Aku tak pernah bosan menyunggingkan senyum manisku sepanjang perjalanan ke sekolah. Ditengah perjalanan, aku dikagetkan dengan orang-orang yang berkerumun di pinggir jalan. “ Kira-kira ada apa ya kak?” tanyaku pada Kak Farhan.
“Gak tau, tapi kayaknya kecelakaan deh. “ jawab kak Farhan santai.
Di sisa perjalanan menuju sekolah , rasa tak sabarku dan senyumanku yang tadi tak hentinya mengembang dari bibirku berubah menjadi rasa khawatir, entah mengapa aku jadi berpikiran bahwa yang kecelakaan tadi adalaah Green. “Ahh, sudahlah, gak mungkin itu Green. Pasti sekarang Green sudah ada di depan gerbang menungguku”. Hatiku berusaha menepis segala rasa khawatir itu.
Sesampainya di sekolah, benar saja, Green belum ada di depan gerbang, aku semakin panik, feelingku mengatakaan bahwa yang kecelakaan tadi adalah Green. Aku sibuk menelfon Green tapi handphone nya tak aktif, sedangkan jam telah menunjukkan pukul 06.45, sebentar lagi bel masuk berbunyi.
Tanpa berfikir panjang, aku meminta tolong Ridho teman sekelasku yang kebetulan motornya melintas dihadapanku untuk mengantarkanku ke tempat kejadian tadi.
Aku dan Ridho segera meluncur dengan kecepatan yang tinggi, sengaja aku menyuruhnya untuk mengebut. Sesampainya ditempat kejadian , aku segera berlari ketengah kerumunan orang-orang itu, sudah terlihat ambulance disana.
“GREENNNNN, ...!!!
Terlihat tubuh Green terkulai lemas dipinggir jalan, beberapa orang membantu menggotongnya untuk dipindahkan ke Ambulance. Aku langsung berlari menghampirinya. Tak kuat aku menahan air mata karena melihat keadaan Green sekarang, darah segar tak hentinya mengalir dari kepalanya dan hidungnya.
“Fara...” ucapa Green dengan lemas.
“Iya Green, ini aku , kamu yang kuat ya Green, kamu harus bertahan demi aku.”
“Far, apa jawaban kamu?” dengan susah payah Green mengatakan itu.
Ya Tuhan, dengan keadaannya seperti ini , dia masih mengharapkan jawaban dariku, air mataku semakin membanjir.
“Green, aku terima cinta kamu, aku mau jadi pacar kamu.” Jawabku kemudian., aku benar-benar tak menyangka jawaban yang tak sabar akan aku ucapkan, dan sekarang telah aku ucapkan disaat Green terkulai lemas seperti ini.
“Maa..kasih ya Far...” Terlihat kondisi Green yang semakin melemah, aku merusaha menguatkannya, dengan menggenggam erat tangan kekasihku itu, aku tak mau ia meninggalkanku begitu cepat.
“Far...” terdengar sura Green yang semakin melemah.
“I Love U....” kata terakhir yang terucap dari bibir Green , kata yang singkat namun tulus dan sangat bermakna baginya dan bagiku.
Dia telah pergi dengan membawa cinta dariku..
Sepulang dari pemakaman Green keesokan harinya, dengan penuh rasa sedih, dan haru yang tak terbendung lagi aku membuka kado ulangtahunku dari Green. Ridho menemukannya tergeletak disisi jalan sesaat setelah Green dibawa ke Ambulance.
Perlahan aku membuka bungkus kado berwarna hijau itu, aku tak ingin bungkus kado itu rusak sedikitpun karena ini adalah hadiah terakhir yang diberikannya padaku. Ternyata kado itu berisi Bando cantik, berwarna hijau tua dengan pita kecil dibagian kanannya.
“Happy, birthday yaa Far, semoga di usia kamu yang ke 16 ini kamu bisa lebih dewasa lagi. Dan semua yang kamu inginkan bisa tercapai. Satu pesanku untukmu adalah jadilah dirimu sendiri , bagiku kau sempurna Far”.
“Aku sengaja menghadiahi bando ini untukmu, karena menurutku warnanya bagus dan jika kamu memakinya, pasti terlihat lebih cantik.
Jika kamu membaca surat ini, sudah aku pastikan bahwa kamu telah jadi pacarku atau kamu telah menolakku. Jika aku boleh bermimpi, aku ingin sekali mendengar kata, “GREEN, I LOVE U...”, terucap dari bibirmu, walau hanya sekali. Tapi semua itu tak penting bagiku. Aku hanya ingin kau tahu , kalau aku sayang kamu. Aku tak perduli harus menunggumu berapa lama Far.
Air mataku pun kembali menetes setelah membaca surat yang menyertai kado dari Green.
Rasa sesalku begitu dalam, mengapa aku tak menjawabnya sejak Green mengatakan cintanya padaku? Mengapa aku tidak peka dengan segala perhatian dan pengorbanan yang telah ia berikan padaku selama ini, yang merupakan wujud dari rasa cintanya padaku ?

Setelah kupikir-pikir tak ada untungnya aku menyesali dan menagisi semua yang telah terjadi. Dan aku yakin Greenpun tak akan senang jika aku seperti ini. Waktu terus berputar, aku harus terus melanjutkan hidupku, dan menyelesaikan tugasku untuk menjadi juara bersama D’Sonne walau tanpa Green. Jika aku menang nanti, kemenangan itu akan aku persembahkan sepenuhnya untuk Green, orang yang ku sayang.
Terlalu banyak kata yang harus kuucapkan untuk menggambarkan dirimu, kebaikanmu, perhatianmu, dan tulus cintamu padaku sampai-sampai aku tak mampu lagi mengatakannya, aku hanya dapat mengatakan “ GREEN ,I LOVE YOU...

Lagi suka SM*SH

06.06 Edit This 0 Comments »
Biografi :
Terbentuk 10 April 2010, tujuh anak muda yang terdiri dari Bisma, Ilham, Dicky, Morgan,Rangga, Reza, dan Rafael melaju di tengah kontroversial. Mereka yang menamai diri mereka dengan sebutan SM*SH atau SMASH berusaha memberikan warna baru di tengah industri musik Indonesia yang didominasi genre melayu.


Awal terjun ke dunia hiburan, SMASH mengikuti ajang kompetisi dance yang diadakanCinta Laura untuk singlenya. Kemudian di bulan Oktober, mereka meluncurkan single I Heart You yang mendapat respon pro dan kontra di antara para penikmat musik.


SMASH sendiri dianggap sebagai boyband plagiat karena meniru band SMASH asal Jepang dan Korea. Pun begitu mereka mengaku tidak demikian. Justru inspirasi berasal dari sang King of Pop, Michael Jackson - meski gaya yang mungkin hampir sama dengan boyband Korea yang sedang melejit.


Biodata personel :
Morgan Oey (Handi Morgan Winata)
Tempat Tanggal Lahir: Singkawang, 25 Mei 1990
Tinggi/berat badan: 178 cm/65 kg
Hobi: Nyanyi, renang
Agama: Katolik
Pendidikan: Kuliah di Universitas Bina Nusantara, jurusan IT




M. Ilham Fauzi E
Tempat Tanggal Lahir: Kendari, 29 Agustus 1995
Tinggi/berat badan: 170cm/56 kg
Hobi: Nyanyi, Dance
Agama: Islam
Pendidikan: Sekolah di SMAN 1 Bandung


Dicky Muhammad Prasetya
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 18 Juni 1993
Tinggi/berat badan: 170 cm/48 kg
Hobi: Dengerin musik
Agama: Islam
Pendidikan: Sekolah di SMA BPI 1 bandung




Rafael Tan (Rafael Landry Tanubrata)
Tempat Tanggal Lahir: Garut, 16 November 1986
Tinggi/berat badan: 178 cm/68 kg
Hobi: Jalan-jalan
Agama: Katolik
Pendidikan: Kuliah di Universitas Kristen Maranatha Bandung
Makanan Fav : FuYungHai
Minuman Fav : Hot Chocolate


Rangga Moela (Rangga Dewamoela Soekarta)
Tempat Tanggal Lahir: Voorburg, Belanda, 6 Januari 1988
Tinggi/berat badan: 170 cm/60 kg
Hobi: Jalan-jalan, nongkrong
Agama: Islam
Pendidikan: Kuliah di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, jurusan Hukum



Bisma Karisma
Tempat Tanggal Lahir: Bandung, 27 November 1990
Tinggi/berat badan: 169 cm/51 kg
Hobi: Berkarya
Agama: Islam
Pendidikan: Kuliah di Unikom Bandung, jurusan Desain Komunikasi Visual



Reza Anugrah
Tempat Tanggal Lahir: Kendari, 21 Maret 1994
Tinggi/berat badan: 172 cm/55 kg
Hobi: Nonton DVD
Agama: Islam
Pendidikan: Sekolahdi SMAN 6 Bandung

BE THE NEXT - Firman Utina aspiration

05.06 Edit This 0 Comments »

Firman Utina

05.02 Edit This 0 Comments »
I love u Full... Ahahaha..